Taman Sari, yang dulunya merupakan istana bagi istri, permaisuri, dan putri raja di Keraton Yogyakarta, adalah salah satu tempat wisata bersejarah yang memukau di Yogyakarta, Indonesia. Dalam kunjungan saya yang baru-baru ini, saya sangat terkesan dengan keindahan dan nilai sejarah yang ditawarkan tempat ini.
Taman Sari adalah perpaduan indah antara seni arsitektur yang tinggi dan keindahan alam. Salah satu fitur utamanya adalah kolam-kolam pemandian yang cantik dengan air berwarna biru jernih. Kolam-kolam ini dulunya digunakan oleh anggota keluarga kerajaan untuk berendam dan bersantai. Saya benar-benar terpesona oleh keelokan kolam-kolam ini dan suasana tenang yang mereka ciptakan.
Sumur Gumuling, yang merupakan bangunan bundar dengan tangga melingkari kolam tengah, adalah salah satu ikon Taman Sari. Bangunan ini memiliki makna keagamaan dan sejarah yang dalam. Ini adalah tempat yang bagus untuk menjelajahi dan merenungkan sejarah Jawa.
Selain itu, kompleks Taman Sari juga dilengkapi dengan berbagai gedung bersejarah, paviliun, dan area persembunyian yang menambahkan elemen kekaguman bagi para pengunjung. Juga, jembatan gantung yang menghubungkan dua sisi kompleks memberikan pengalaman yang menarik dan pemandangan yang luar biasa.
Danau buatan di Taman Sari memberikan nuansa tenang dan indah. Saya menemukan bahwa duduk di tepi danau sambil menikmati pemandangan adalah cara yang sempurna untuk merilekskan diri dan menghargai kecantikan alam.
Selama kunjungan saya, saya juga merasakan aura sejarah yang sangat kuat di Taman Sari. Dahulu, hanya anggota keluarga kerajaan yang diizinkan memasuki tempat ini, tetapi sekarang masyarakat umum dapat menikmati keindahannya. Ini adalah pengalaman yang mendalam untuk dapat menjelajahi dan memahami sejarah Jawa yang kaya.
Taman Sari bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga merupakan tempat yang sangat Instagramable. Arsitektur bangunannya yang unik, kolam air biru, dan suasana yang indah membuatnya menjadi lokasi yang sempurna untuk berfoto. Saya sangat menikmati mengabadikan momen-momen berharga di tempat ini.
Taman Sari adalah salah satu destinasi wisata terbaik di Yogyakarta yang menawarkan kombinasi sempurna antara sejarah, seni arsitektur, dan keindahan alam. Saya sangat merekomendasikan untuk mengunjungi tempat ini jika Anda berada di Yogyakarta, karena Anda tidak hanya akan terkesan oleh keindahannya, tetapi juga akan merasakan sentuhan sejarah yang mendalam.
Daftar Isi
Sejarah
Taman Sari Yogyakarta adalah salah satu situs bersejarah yang penting di Yogyakarta, Indonesia, dan memiliki sejarah yang sangat menarik. Berikut adalah ringkasan sejarah Taman Sari:
Pembangunan Taman Sari diperkirakan terjadi antara tahun 1758 dan 1765. Proyek ini diprakarsai oleh Pangeran Mangkubumi, yang juga dikenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I. Lokasinya berada di Pesanggrahan Garjitawati, yang awalnya adalah tempat istirahat untuk kereta kuda yang menuju ke daerah Imogiri.
Pesanggrahan Garjitawati juga digunakan sementara oleh Sultan Hamengku Buwono I selama proses pembangunan Keraton Yogyakarta setelah perjanjian Giyanti. Taman Sari menempati lahan seluas 10 hektar dan mencakup 57 bangunan, termasuk gedung-gedung, jembatan, terowongan bawah air, kolam pemandian, dan danau buatan.
Taman ini awalnya disebut “The Fragrant Garden” karena adanya kebun dengan beragam wewangian bunga. Dalam proses pembangunannya, Tumenggung Mangudipuro memimpin proyek ini. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun bernama Tumenggung Prawirosentiko, sehingga daerah Madiun dibebaskan dari pemungutan pajak.
Saat proses pembangunan berlangsung, Tumenggung Mangudipuro mengundurkan diri dari posisinya sebagai pemimpin proyek, dan digantikan oleh Pangeran Notokusumo. Salah satu arsitek yang terkenal dalam pembangunan Taman Sari adalah Demang Tegis, yang memiliki latar belakang kebangsaan Portugis.
Taman Sari efektif digunakan oleh keluarga Kesultanan Yogyakarta dari tahun 1765 hingga 1812. Awalnya, tujuan pembangunan Taman Sari adalah untuk menghormati dan mengapresiasi istri-istri Sultan yang berperan dalam peperangan. Namun, seiring berjalannya waktu, Taman Sari juga memiliki peran sebagai benteng terakhir Keraton Yogyakarta.
Arsitektur Taman Sari sangat indah dan unik, dengan pengaruh dari berbagai budaya, termasuk Eropa, Hindu, Budha, Jawa, dan China. Ini menciptakan kekayaan arsitektur yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.
Taman Sari adalah bukti hidup dari sejarah yang kaya dan beragam budaya yang pernah ada di Yogyakarta. Tempat ini tidak hanya menawarkan pesona arsitektur yang memukau, tetapi juga menyiratkan makna sejarah dan perpaduan budaya yang tak ternilai harganya. Melalui kunjungan ke Taman Sari, kita dapat lebih memahami dan menghargai warisan bersejarah ini.
Harga Tiket Masuk Taman Sari Yogyakarta
Harga tiket masuk ke Taman Sari di Yogyakarta bervariasi tergantung pada jenis tiket dan status wisatawan. Berikut daftar harga tiket masuk Taman Sari:
Untuk Wisatawan Lokal:
- Tiket Masuk Anak (Usia 2-12 Tahun): Rp10.000
- Tiket Masuk Dewasa: Rp15.000
- Tiket Kamera: Rp3.000 (jika Anda membawa kamera)
Untuk Wisatawan Mancanegara:
- Tiket Masuk Anak: Rp20.000
- Tiket Masuk Dewasa: Rp25.000
- Tiket Kamera: Rp3.000 (jika Anda membawa kamera)
Selain itu, ada juga opsi paket tour dengan harga Rp275.000. Harga tiket ini memungkinkan Anda untuk menikmati pengalaman yang lebih komprehensif di Taman Sari.
Harga tiket yang terjangkau ini membuat Taman Sari menjadi tempat yang terjangkau dan populer untuk dikunjungi oleh baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Pastikan untuk memeriksa harga tiket yang terbaru sebelum mengunjungi Taman Sari, karena tarif bisa berubah dari waktu ke waktu.
Jam Buka
Taman Sari Yogyakarta buka setiap hari dengan jam operasional sebagai berikut:
- Jam Buka: 09.00 pagi
- Jam Tutup: 03.00 sore
Ini memberikan pengunjung waktu yang cukup untuk menjelajahi dan menikmati keindahan serta sejarah yang ditawarkan oleh Taman Sari. Selalu periksa informasi terbaru mengenai jam buka dan informasi lainnya sebelum mengunjungi tempat wisata, karena jadwal operasional bisa berubah dari waktu ke waktu.
Alamat Rute Lokasi
Alamat Taman Sari Yogyakarta adalah:
Taman Sari, Kraton, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Berikut adalah rute menuju Taman Sari dari pusat kota Yogyakarta:
Dari Malioboro:
- Mulailah dari Jalan Malioboro, yang merupakan salah satu jalan utama di pusat kota Yogyakarta.
- Ikuti jalan Malioboro ke selatan hingga Anda mencapai pertigaan Tugu Yogyakarta (Tugu Yogyakarta adalah landmark terkenal).
- Di pertigaan Tugu, belok kiri ke Jalan Rotowijayan.
- Terus lurus di Jalan Rotowijayan hingga Anda mencapai T-junction (pertigaan T-junction).
- Di T-junction, belok kanan ke Jalan Kemasan.
- Ikuti Jalan Kemasan hingga Anda melihat tanda petunjuk ke Taman Sari.
- Ikuti tanda-tanda tersebut dan Anda akan sampai di Taman Sari.
Anda juga bisa menggunakan aplikasi peta atau GPS untuk membantu navigasi Anda ke Taman Sari. Perlu diingat bahwa lalu lintas di Yogyakarta dapat cukup padat, terutama pada jam-jam sibuk, jadi pastikan Anda memperhitungkan waktu perjalanan Anda.
Saat tiba di Taman Sari, Anda akan menemukan tempat parkir dan pintu masuk utama ke kompleks tersebut. Jangan ragu untuk bertanya kepada penduduk setempat jika Anda kesulitan menemukan lokasinya, karena mereka biasanya sangat ramah dan siap membantu wisatawan.
Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di Taman Sari Yogyakarta sangat memadai untuk kenyamanan pengunjung. Berikut ini adalah fasilitas-fasilitas yang dapat ditemukan di tempat wisata ini:
- Tempat Parkir: Terdapat area parkir yang luas dan dekat dengan pintu gerbang sebelah timur, memudahkan pengunjung untuk mengakses tempat wisata.
- Masjid dan Mushola: Bagi pengunjung yang ingin beribadah, tersedia masjid dan mushola yang tidak jauh dari lokasi Taman Sari.
- Jasa Pemandu: Wisatawan dapat menggunakan jasa pemandu yang akan memberikan penjelasan rinci tentang sejarah bangunan dan area wisata Taman Sari. Ini membantu pengunjung memahami lebih dalam tentang tempat tersebut.
- Kuliner: Setelah menjelajahi keindahan Taman Sari, pengunjung dapat mencicipi berbagai hidangan khas Yogyakarta di warung-warung dan restoran yang tersedia di sekitar area wisata. Makanan lezat menggugah selera dapat dinikmati sebagai pengalaman kuliner yang istimewa.
- Akomodasi: Jika pengunjung ingin menginap, terdapat banyak pilihan akomodasi seperti hotel, penginapan, dan homestay di sekitar daerah Taman Sari dengan berbagai rentang harga. Pengunjung dapat memilih sesuai dengan anggaran dan preferensi mereka.
- Toko Souvenir: Ada beberapa toko cinderamata yang menawarkan berbagai oleh-oleh seperti makanan ringan khas Jogja, batik, keris, blangkon, tas rajut, dan banyak lagi. Ini adalah tempat yang bagus untuk membeli souvenir atau kenang-kenangan.
Taman Sari Yogyakarta bukan hanya tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi, tetapi juga menawarkan fasilitas yang membuat pengunjung merasa nyaman dan puas selama berlibur di sana. Ada banyak aktivitas menarik yang dapat dilakukan, dari menjelajahi bangunan bersejarah hingga menikmati kuliner lokal yang lezat.
Daya Tarik
Taman Sari, juga dikenal sebagai Water Castle Jogja, adalah salah satu warisan bersejarah yang tak ternilai di Yogyakarta, Indonesia. Dibangun pada tahun 1758 dan selesai pada bulan September 1765 atas perintah Sultan Hamengkubuwono I, taman ini awalnya dikenal sebagai “The Fragrant Garden” dan meliputi area seluas 10 hektar.
Proyek pembangunan Taman Sari ini dipimpin oleh Tumenggung Mangundipuro dan berlokasi di bekas Pesanggrahan Garjitawati, yang merupakan keraton lama. Dalam kompleks yang luas ini, terdapat sekitar 57 bangunan yang mencakup berbagai gedung, kolam-kolam, jembatan gantung, dan bahkan lorong bawah tanah.
Meskipun sebagian besar bangunan Taman Sari telah berbaur dengan masyarakat dan waktu, masih ada sisa-sisa yang dapat dinikmati oleh pengunjung, terutama area kolam pemandian dan Sumur Gumuling. Kolam-kolam pemandian yang indah dan Sumur Gumuling yang mengesankan adalah beberapa bagian yang masih memikat dari Taman Sari.
Taman Sari juga dikenal sebagai salah satu spot fotografi yang populer di Yogyakarta. Keindahan arsitekturnya, kolam-kolam yang menarik, dan lingkungannya yang unik menjadikannya tempat yang sempurna untuk mengabadikan momen-momen berharga selama liburan Anda. Anda akan menemukan diri Anda terpesona oleh pesona sejarah dan keindahan alam Taman Sari, yang merupakan perpaduan sempurna antara sejarah dan seni arsitektur.
Jika Anda mengunjungi Yogyakarta, Taman Sari adalah destinasi yang wajib Anda kunjungi untuk merasakan pesona “Water Castle” ini dan menghargai warisan sejarah yang luar biasa. Taman Sari tidak hanya akan memberikan Anda pengalaman bersejarah yang mendalam, tetapi juga kesempatan untuk menciptakan kenangan indah selama perjalanan Anda.
Taman Sari memang menawarkan keindahan yang tak hanya berakar pada sejarahnya, tetapi juga terpancar dari keelokan bangunan yang masih bisa dinikmati oleh pengunjung. Meskipun hanya Umbul Pasiraman dan Sumur Gumuling yang dapat diakses oleh wisatawan saat ini, keindahan tempat ini tetap memukau.
Ketika tiba di Umbul Pasiraman, pengunjung akan disambut oleh suara gemericik air yang jernih dan warna air yang memikat biru. Sekeliling kolam dihiasi oleh dinding tinggi yang penuh dengan ukiran dan ornamen yang menggambarkan perpaduan gaya arsitektur Jawa, China, Eropa, Hindu, dan Budha. Semua ini menciptakan atmosfer yang begitu memukau.
Pengunjung juga memiliki kesempatan untuk menjelajahi menara yang masih berdiri di Umbul Pasiraman. Di dalam menara ini terdapat kamar khusus Sultan dan lemari pakaian Sultan. Saat mencapai lantai tertinggi menara, pengunjung akan dimanjakan oleh pemandangan yang memukau, dengan kesempatan untuk melihat seluruh keindahan Taman Sari dari ketinggian. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka yang mengagumi keindahan arsitektur dan lingkungan alam.
Wisata Sejarah
Taman Sari adalah destinasi wisata yang sempurna bagi para penggemar sejarah. Melalui kunjungan ke tempat ini, pengunjung dapat merasakan aura sejarah yang mengelilingi istana air yang dulunya menjadi tempat pemandian bagi para Raja Mataram beserta keluarganya.
Meskipun sebagian besar bangunan istana telah menjadi reruntuhan, namun nilai sejarah yang terkandung di dalamnya tetap begitu kuat. Dengan menggunakan jasa pemandu, pengunjung dapat mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah kompleks ini, serta mendengar cerita-cerita menarik yang melibatkan bangunan-bangunan di Taman Sari. Ini bukan hanya pengalaman wisata biasa, tetapi juga peluang untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang masa lalu yang kaya dan bersejarah.
Bagian Pertama
Kompleks Taman Sari pada masa lalu merupakan bagian utama dari pesona Taman Sari. Konon, tempat ini adalah salah satu yang paling indah dan eksotis. Di sini, terdapat danau buatan yang disebut Segaran yang menjadi sorotan utama. Awalnya, danau ini digunakan oleh Sultan beserta keluarganya untuk bermain sampan dan menikmati keindahan alam.
Sayangnya, danau tersebut telah berubah fungsi menjadi pemukiman padat penduduk yang disebut Kampung Taman, dan kondisi bangunan di sekitarnya memprihatinkan.
- Pulo Kenongo:
- Di tengah danau Segaran terdapat sebuah pulau yang disebut Pulo Kenongo, dinamai demikian karena banyak pohon kenanga yang tumbuh di pulau ini.
- Di Pulo Kenongo, terdapat bangunan dua lantai yang dikenal sebagai Gedhung Kenongo, gedung tertinggi di kompleks Taman Sari. Dari Gedhung Kenongo, pengunjung dapat menikmati pemandangan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya.
- Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat barisan bangunan yang disebut Tajug, yang berfungsi sebagai ventilasi udara untuk terowongan bawah air yang menghubungkan ke Pulo Kenongo.
- Sumur Gumuling:
- Sumur Gumuling adalah bangunan berbentuk lingkaran dengan dua lantai yang terletak di sebelah barat Pulo Kenongo.
- Bangunan ini memiliki sejarah yang kaya dan dulunya digunakan sebagai masjid tempat ibadah Raja dan keluarganya.
- Setelah mengalami restorasi besar-besaran, Sumur Gumuling kini menjadi salah satu daya tarik utama dalam kompleks Taman Sari yang bisa dinikmati oleh para wisatawan.
Ini adalah gambaran tentang keindahan dan fungsi beragam yang pernah ada di dalam kompleks Taman Sari. Meskipun banyak yang telah berubah seiring berjalannya waktu, kompleks ini tetap memancarkan pesona dan makna sejarah yang tak ternilai.
Bagian Kedua
Bagian kedua dari kompleks Taman Sari adalah salah satu yang masih terjaga dengan baik dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Bagian ini menampilkan sejumlah bangunan bersejarah yang memiliki nilai budaya yang tinggi:
- Gedhong Gapura Hageng:
- Gedhong Gapura Hageng adalah pintu gerbang utama yang mengarah ke taman raja pada masa itu.
- Gerbang ini menghadap ke barat dan memiliki jenjang serta ruangan dengan relief bunga dan burung yang indah.
- Tahun penyelesaian pembangunan Taman Sari, yaitu 1765 Masehi, tercatat di gerbang ini.
- Gedhong Lopak-lopak:
- Di sebelah timur gerbang utama terdapat halaman berbentuk persegi panjang yang dulunya memiliki Gedhong Lopak-lopak, sebuah menara.
- Sayangnya, menara ini telah lenyap, namun pot-pot bunga berukuran besar dan pintu yang menghubungkan halaman ini dengan tempat lain masih ada.
- Umbul Pasiraman atau Umbul Binangun:
- Umbul Pasiraman adalah kolam pemandian yang digunakan oleh Raja, istri Raja, selir, dan putri Raja.
- Kolam ini dikelilingi oleh tembok tinggi dan memiliki dua gerbang utama.
- Terdapat tiga bagian dalam Umbul Pasiraman: Umbul Kawitan untuk putri Raja, Umbul Pamuncar untuk selir Raja, dan Umbul Panguras untuk Raja.
- Di bagian utara, ada ruangan untuk istirahat dan berganti pakaian selir dan putri Raja.
- Terdapat juga sebuah menara tiga lantai di dalam Umbul Pasiraman yang digunakan sebagai kamar pribadi Sultan dan lemari pakaiannya. Dari bagian atas menara ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan Taman Sari dengan jelas.
- Gedhong Sekawan:
- Di sebelah timur Umbul Pasiraman terdapat halaman berbentuk persegi delapan dengan empat bangunan identik yang disebut Gedhong Sekawan.
- Bangunan ini dihiasi dengan pot-pot bunga besar dan digunakan sebagai tempat beristirahat Sultan bersama keluarganya.
- Gedhong Gapuro Panggung:
- Bangunan ini terletak di sebelah timur halaman berbentuk persegi delapan.
- Dulunya, Gedhong Gapuro Panggung memiliki empat patung ular naga, tetapi sekarang hanya dua yang tersisa.
- Terdapat juga lambang yang mencantumkan tahun pembangunan Taman Sari, yaitu 1758.
Semua bangunan ini adalah bagian penting dari kompleks Taman Sari yang masih memancarkan keindahan dan nilai sejarahnya. Mereka menjadi saksi bisu dari masa lalu yang kaya dan beragam di Yogyakarta.
Bagian Ketiga
Bagian ketiga dari kompleks Taman Sari mencakup Pasarean Dalem Ledok Sari dan Kompleks Kolam Garjitawati, yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam sejarah kompleks ini:
- Pasarean Dalem Ledok Sari:
- Pasarean Dalem Ledok Sari konon digunakan sebagai tempat peraduan bersama permaisuri Sultan.
- Namun, ada juga pandangan bahwa tempat ini berfungsi sebagai tempat meditasi bagi Sultan. Bangunannya memiliki bentuk seperti huruf U dengan tempat tidur di tengahnya dan aliran air di bawahnya.
- Di dalamnya terdapat ruang dapur, ruang jahit, dan ruang penyimpanan barang.
- Kompleks Kolam Garjitawati:
- Kompleks Kolam Garjitawati terletak di sebelah barat dan mungkin adalah sisa-sisa dari Pesanggrahan Garjitawati.
- Ada kemungkinan bahwa tempat ini juga terkait dengan Umbul Pacethokan yang pernah digunakan oleh Panembahan Senopati.
Informasi ini memberikan gambaran tentang bagian ketiga dari kompleks Taman Sari yang memiliki beragam bangunan dan peran bersejarah. Seperti kompleks lainnya, bagian ini juga merupakan bagian penting dari warisan budaya yang kaya di Yogyakarta.
Bagian Keempat
Bagian keempat dari kompleks Taman Sari merupakan bagian yang telah mengalami perubahan yang signifikan, di mana sebagian besar bangunan dan danau buatan telah hilang. Saat ini, area ini telah menjadi pemukiman penduduk yang dikenal dengan nama Kampung Ngadisuryan dan Kampung Segaran. Dulu, bagian ini mungkin memiliki danau buatan yang dilengkapi dengan bangunan tengah dan taman di sekelilingnya.
Konon, danau ini dulunya terhubung dengan danau buatan yang terletak di Bagian Pertama Taman Sari. Di tengah danau ini, ada pulau buatan bernama Pulo Kinupeng dan sebuah menara kota yang disebut Gedhong Gading. Namun, sekarang bagian ini telah mengalami transformasi menjadi pemukiman penduduk. Meskipun sejarahnya hanya tersisa dalam bentuk jejak yang kecil, perubahan ini tetap menjadi bagian menarik dalam perkembangan kota Yogyakarta.
Gapura Panggung
Gapura Panggung memang merupakan pintu masuk utama yang memukau di Taman Sari dan merupakan tempat pertama yang akan ditemui oleh wisatawan. Di area ini, terdapat dua bangunan yang tampak seperti kamar dan pos penjagaan yang berada di sisi kiri dan kanan gapura.
Gapura Panggung memiliki dua tingkatan dengan ular naga yang terukir di dinding tangga menuju lantai dua gapura. Bagian atas gapura ini dulunya menjadi tempat di mana Sultan dan istrinya menikmati pagelaran tari dan musik gamelan dari ketinggian.
Sementara di bagian bawah, gapura ini digunakan sebagai tempat berhias dan kamar para permaisuri dan Sultan. Namun saat ini, bagian Gapura Panggung berfungsi sebagai tempat pembelian tiket masuk bagi para wisatawan yang datang berkunjung.
Keunikan arsitektur Gapura Panggung dan suasana yang asri menjadikannya sebagai salah satu tempat favorit bagi wisatawan untuk berfoto dan mengambil gambar. Tempat ini memiliki daya tarik tersendiri dan sangat sayang untuk dilewatkan oleh para pengunjung yang ingin mengeksplorasi keindahan Taman Sari.
Gedong Sekawan
Setelah melewati Gapura Panggung, Anda akan tiba di Gedong Sekawan, sebuah halaman luas yang memiliki nama ini karena di dalamnya terdapat empat bangunan yang dihiasi dengan pot-pot bunga besar. Halaman ini memiliki bentuk segi delapan dan pada masa fungsinya, Gedong Sekawan digunakan sebagai tempat istirahat bagi Sultan, permaisuri, dan anggota keluarga kerajaan. Setiap bangunan memiliki pintu di keempat sisinya, memungkinkan akses dari berbagai arah.
Selain itu, di keempat arah mata angin Gedong Sekawan terdapat pintu yang menghubungkannya dengan area lain di Taman Sari. Namun, saat ini hanya beberapa pintu yang dapat diakses, yaitu pintu di sebelah timur dan barat.
Pintu di sebelah timur menghubungkan Gedong Sekawan dengan Gapura Panggung, sementara pintu di sebelah barat mengarah langsung ke area kolam. Gedong Sekawan sering menjadi tempat istirahat bagi pengunjung karena suasana yang sejuk dan asri, terutama karena adanya pohon-pohon di sekitarnya.
Umbul Binangun
Area selanjutnya yang menarik untuk dikunjungi adalah Umbul Binangun atau juga dikenal sebagai Umbul Pasiraman. Ini adalah salah satu daya tarik utama di Taman Sari. Di area ini, Anda akan menemukan tiga kolam dengan air jernih berwarna biru, yang digunakan sebagai tempat mandi oleh sultan, putri, permaisuri, dan selirnya.
Dua kolam yang paling terlihat adalah Umbul Kawitan dan Umbul Pamuncar, yang digunakan sebagai tempat pemandian untuk putri, permaisuri, dan selir. Sementara Umbul Panguras adalah kolam pemandian khusus untuk sultan dan permaisuri atau selir yang mendapat izin dari sultan.
Di area Umbul Binangun ini juga terdapat dua bangunan penting. Di sisi utara, terdapat bangunan yang digunakan oleh putri untuk berganti pakaian. Bangunan lainnya terletak di antara Umbul Pamuncar dan Umbul Panguras, dan bangunan ini memiliki banyak kamar serta sebuah menara pengamatan.
Dari menara tersebut, sultan biasanya dapat mengawasi para permaisuri dan selir yang sedang membersihkan diri. Bangunan ini juga menjadi tempat di mana sultan sering bersantai dan beristirahat, mirip dengan sebuah ruang spa atau sauna.
Gapura Agung
Di sisi barat Umbul Binangun, Anda akan menemukan gerbang besar yang dihiasi dengan ukiran indah yang disebut sebagai Gapura Agung Taman Sari. Ukiran yang menghiasi Gapura Agung ini menggambarkan Candra Sengkala Lajering Kembang Sinesep Peksi, yang terdiri dari gambar bunga dan burung.
Sengkala Memet atau ukiran ini sebenarnya adalah penanda tahun pembangunan Taman Sari, yaitu tahun 1765 Masehi. Pada masa lalu, Gapura Agung ini merupakan gerbang utama yang digunakan oleh sultan dan rombongannya untuk memasuki Taman Sari.
Halaman luas di depan Gapura Agung sering digunakan sebagai tempat parkir kereta kuda atau kereta kencana yang digunakan oleh rombongan sultan. Di bagian atas gapura, terdapat pelataran yang memungkinkan pengunjung melihat pemandangan di bawah gapura dan sekitar Taman Sari.
Sumur Gumuling
Taman Sari juga dikenal dengan Sumur Gumuling, sebuah masjid bawah tanah dengan desain yang unik. Bangunan ini memiliki bentuk melingkar dengan lubang di tengahnya, dan inilah yang menjadi ciri khas dari Sumur Gumuling.
Desain bangunan Sumur Gumuling dirancang agar suara imam dari mihrab bisa terdengar di seluruh ruangan. Sirkulasi udara di tempat ini juga sangat baik, sehingga meskipun berada di bawah tanah, Anda tidak akan merasa panas.
Selain itu, terdapat tangga yang unik yang menghubungkan lantai satu dan dua di tengah lubang bangunan Sumur Gumuling. Tangga ini sering digunakan sebagai lokasi pemotretan karena memiliki tampilan yang menarik, dan banyak pengunjung yang mengambil foto di sini, termasuk untuk sesi pemotretan prewedding.
Untuk mencapai Sumur Gumuling, Anda harus menuruni tangga dan melewati terowongan air bawah tanah yang cukup panjang. Terowongan ini cukup terang karena cahaya matahari yang masuk, dan menjadi tempat favorit wisatawan untuk berpose dengan berbagai gaya.
Gedung Kenongo
Tidak jauh dari Sumur Gumuling, terdapat Gedung Kenongo, yang juga dikenal sebagai Pulo Kenongo atau Pulo Cemeti. Gedung ini merupakan bangunan tertinggi di Taman Sari dan digunakan sebagai tempat bersantai bagi sultan dan tamunya.
Dahulu, di dekat Gedung Kenongo ini terdapat danau buatan tempat bermain air, namun kini area tersebut telah berubah menjadi Pasar Ngasem dan pemukiman. Dari atas Gedung Kenongo, Anda dapat menikmati pemandangan indah rumah-rumah warga dan juga matahari terbenam yang sangat memukau. Lokasi ini sering menjadi favorit untuk menikmati golden sunset.
Hunting Foto
Taman Sari memang merupakan surga bagi para penggemar fotografi. Banyak objek-objek yang memukau yang dapat diabadikan dengan kamera, termasuk gapura dengan ornamen cantik, dinding Umbul Pasiraman yang mengesankan, dan pot-pot bunga besar yang menghiasi sekitar kolam pemandian.
Salah satu lokasi favorit di Taman Sari adalah Sumur Gumuling. Lorong-lorong yang indah dan atmosfer eksotis menjadikannya tempat yang sempurna untuk sesi foto. Banyak wisatawan yang memilih Taman Sari sebagai lokasi foto prewedding mereka karena keindahan dan pesonanya yang tak tertandingi. Jadi, bagi para fotografer atau mereka yang suka berfoto, Taman Sari adalah tempat yang sempurna untuk berburu gambar-gambar yang indah dan berkesan.
Tips Berkunjung
Berikut beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan saat berkunjung ke Taman Sari Yogyakarta:
- Jam Buka: Pastikan Anda datang selama jam buka Taman Sari, yaitu dari pukul 09.00 pagi hingga jam 3 sore.
- Pemandu: Disarankan untuk menyewa pemandu yang bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang sejarah dan tempat-tempat menarik di Taman Sari. Pemandu akan membantu Anda memahami lebih dalam mengenai cagar budaya ini.
- Kenakan Pakaian yang Nyaman: Karena Anda akan berjalan kaki dan mengeksplorasi area yang cukup besar, pastikan Anda mengenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai.
- Air Minum: Bawa air minum cukup, terutama jika Anda berkunjung pada hari yang panas. Meskipun ada toko-toko di sekitar kompleks, tetapi lebih baik membawa air minum sendiri.
- Kamera dan Fotografi: Taman Sari memiliki banyak spot fotogenik. Jika Anda suka fotografi, pastikan Anda membawa kamera atau ponsel Anda untuk mengambil foto-foto indah selama perjalanan.
- Harga Tiket: Pastikan Anda membayar tiket masuk sesuai dengan kategori Anda, baik sebagai wisatawan lokal atau mancanegara. Jika Anda membawa kamera profesional, perhatikan biaya tambahan tiket kamera.
- Patuhi Aturan: Selalu patuhi aturan dan petunjuk yang ada di area Taman Sari. Ini termasuk larangan merokok di area tersebut dan menjaga kebersihan.
- Keamanan Barang Bawaan: Selalu awasi barang-barang berharga Anda dan jangan tinggalkan barang berharga di kendaraan. Gunakan penyimpanan yang aman jika perlu.
- Istirahat dan Bersantai: Selama kunjungan Anda, pastikan untuk beristirahat sejenak dan bersantai. Nikmati keindahan sekitar dan suasana yang tenang.
- Belanja oleh-oleh: Jangan lupa untuk mencari oleh-oleh khas Yogyakarta di toko-toko cinderamata yang ada di sekitar kompleks Taman Sari.
Dengan mengikuti tips ini, Anda akan memiliki pengalaman yang lebih menyenangkan dan informatif saat berkunjung ke Taman Sari Yogyakarta.