15 Review Menarik Pura Kehen Wisata Religi Sejarah Tinggi

Pura Kehen di Kabupaten Bangli
Pura Kehen di Kabupaten Bangli

Pura Kehen terletak di Jl. Sriwijaya No.8, Cempaga, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80613. Pura ini merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi saat berlibur di pulau Dewata Bali. Selain menikmati keindahan alam seperti pantai, sawah terasering, pegunungan, dan danau, Anda juga dapat menjelajahi beragam tempat rekreasi dan objek wisata, termasuk pura-pura suci.

Pura Kehen di Kabupaten Bangli
Pura Kehen di Kabupaten Bangli

Pura Kehen adalah salah satu pura yang terkenal di Bali dan menjadi tujuan wisata yang populer bersama dengan Pura Besakih, Pura Uluwatu, dan Pura Lempuyang. Pura Kehen merupakan peninggalan budaya Bali kuno yang memiliki daya tarik sendiri bagi pengunjung.

Selain berfungsi sebagai tempat ibadah bagi masyarakat Hindu, Pura Kehen juga menjadi objek wisata yang menarik dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Keindahan dan keagungan pura ini, serta latar belakang sejarahnya yang unik sebagai warisan budaya zaman dahulu, menjadikannya destinasi yang menarik untuk dikunjungi.

Banyak pura-pura di Bali, termasuk Pura Kehen, memiliki sejarah yang unik dan legenda yang masih diwariskan hingga saat ini. Hal ini membuat pengalaman berkunjung ke pura-pura tersebut menjadi lebih istimewa dan memberikan wawasan tentang budaya Bali kuno yang kaya akan tradisi dan kepercayaan yang masih dilestarikan dari generasi ke generasi.

Kabupaten Bangli merupakan daerah yang kaya akan tempat-tempat indah yang menjadi objek wisata populer di Bali. Beberapa tempat tersebut termasuk dalam daftar destinasi rekreasi yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Bali Tengah.

Salah satu tempat yang terkenal di Kabupaten Bangli adalah Kintamani, yang terkenal dengan pemandangan indah danau dan gunung Batur. Keindahan alamnya membuat Kintamani menjadi salah satu tujuan favorit para wisatawan. Selain itu, ada juga air terjun Dusun Kuning yang menakjubkan, Tukad Cepung yang tersembunyi di dalam goa, desa Trunyan dengan kebudayaannya yang unik, desa Penglipuran yang memukau dengan keindahan arsitektur tradisionalnya, dan tentu saja Pura Kehen yang telah disebutkan sebelumnya.

Destinasi wisata di Kabupaten Bangli tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari itinerary liburan di Bali Tengah. Menikmati keindahan alam, menjelajahi keunikan budaya, dan mengunjungi pura-pura yang indah akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan selama liburan Anda di pulau Dewata Bali.

Tiket Masuk

Berikut adalah informasi tiket masuk dan parkir kendaraan untuk Pura Kehen Bangli:

  • Tiket masuk untuk wisatawan domestik (WNI): Rp 15.000 per orang.
  • Tiket masuk untuk wisatawan asing (WNA): Rp 50.000 per orang.
  • Anak-anak di bawah 6 tahun dapat masuk ke Pura Kehen secara gratis.
  • Tiket parkir kendaraan di area parkir Pura Kehen:
    • Motor: Rp 5.000
    • Mobil: Rp 10.000

Namun, harap dicatat bahwa harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu, jadi disarankan untuk memverifikasi harga yang terkini sebelum mengunjungi pura tersebut. Harga tiket masuk dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan yang berlaku dan apakah Anda adalah wisatawan domestik atau internasional.

Untuk mendapatkan informasi terkini tentang harga tiket masuk Pura Kehen, disarankan untuk menghubungi pihak pengelola atau mengunjungi situs resmi Pura Kehen atau situs resmi pariwisata Bali. Mereka akan memberikan informasi terperinci mengenai harga tiket masuk yang berlaku saat ini.

Selain itu, ada kemungkinan adanya biaya tambahan jika Anda ingin menggunakan jasa pemandu wisata atau mendapatkan layanan tambahan di dalam pura. Pastikan untuk memperoleh informasi lengkap mengenai tiket masuk dan fasilitas yang disediakan sebelum mengunjungi Pura Kehen.

Pura Kehen beroperasi setiap hari dari Senin hingga Minggu dengan jam buka pukul 09.00 pagi hingga pukul 17.00 sore. Ini adalah waktu operasional standar, namun, jadwal tersebut juga dapat berubah tergantung pada kondisi dan kebijakan terkini. Jika Anda berencana mengunjungi Pura Kehen, disarankan untuk memverifikasi jam buka terbaru sebelum pergi agar dapat mengatur jadwal perjalanan Anda dengan baik.

Sejarah

Pura Kehen memiliki latar belakang sejarah yang menarik dari masa lalu Bali kuno yang patut untuk diketahui. Di dalam pura ini terdapat peninggalan batu sakral, termasuk arca-arca batu, yang berasal dari masa Megalitikum.

Pura Kehen menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi mereka yang tertarik untuk mempelajari sejarah kehidupan masyarakat di wilayah Bangli. Dengan mengunjungi pura ini, Anda dapat memperoleh wawasan tentang kehidupan dan kebudayaan masa lampau yang berharga bagi Bali.

Pura Kehen terletak di desa Cempaga, Kecamatan dan Kabupaten Bangli, sekitar 2 km utara kota Bangli. Pura ini juga berjarak sekitar 3 km dari objek wisata desa Penglipuran.

Bangunan pura ini adalah peninggalan sejarah Bali kuno dari masa-masa yang lalu. Meskipun tanggal pasti pendiriannya sulit ditentukan, terdapat beberapa prasasti yang terkait dengan berdirinya pura Kehen ini. Prasasti-prasasti tersebut memberikan gambaran tentang sejarah pura dan asal-usulnya.

Prasasti-prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Bali I dan II, memberikan sedikit gambaran tentang keberadaan Pura Kehen. Prasasti Bali I, yang ditulis dalam bahasa Bali Kuno, menyebutkan nama “Hyang Karinama” atau Hyang Api, serta beberapa nama biksu tanpa tahun tertentu. Menurut Dr. R. Goris, prasasti ini diperkirakan berasal dari tahun Isaka sekitar 804-836.

Prasasti kedua, yang hanya tersisa bagian akhirnya dan ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, menyebutkan Senapati Kuturan dan diperkirakan berasal dari tahun Isaka sekitar 938-971.

Prasasti ketiga menyebutkan perubahan nama Hyang Api menjadi Hyang Kehen, yang sekarang dikenal sebagai Pura Kehen.

Berdasarkan temuan prasasti-prasasti, Pura Kehen di Kabupaten Bangli diyakini berdiri pada rentang waktu sekitar tahun Isaka 804-836 Masehi (882-914 M). Prasasti-prasasti tersebut memberikan latar belakang sejarah yang penting mengenai asal-usul Pura Kehen di Bangli. Namun, perlu ditegaskan bahwa tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa kata “Kehen” berasal dari kata “Keren”. Meskipun demikian, penemuan prasasti-prasasti tersebut memberikan petunjuk yang berharga mengenai sejarah berdirinya Pura Kehen dan memberikan wawasan tentang kehidupan masyarakat di wilayah Bangli pada masa lalu.

Saat ini, pulau Bali memiliki banyak pura yang tersebar di berbagai wilayah, baik yang baru dibangun maupun yang merupakan pura kuno sebagai cagar budaya. Pura-pura ini merupakan warisan dari leluhur dan memiliki nilai historis yang tinggi. Salah satu contohnya adalah Pura Kehen di Bangli. Keberadaan pura-pura ini menjadi bukti kekayaan budaya dan sejarah Bali yang masih lestari hingga saat ini. Wisatawan dan pengunjung dapat mengunjungi pura-pura ini untuk merasakan keagungan dan keindahan arsitektur pura Bali serta mempelajari lebih lanjut tentang tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali yang masih dijaga dengan baik.

Pura Kehen merupakan salah satu peninggalan Bali Kuno yang memiliki keterkaitan yang erat dengan sejarah kerajaan Bangli. Tempat ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan menjadi bagian penting dari warisan budaya Bali. Penting bagi kita untuk melestarikan dan menjaga keberadaan pura ini sebagai warisan budaya yang berharga. Dengan menjaga dan merawat pura ini, kita turut melestarikan sejarah dan tradisi yang ada di baliknya, serta menghormati nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Bali. Pura Kehen menjadi saksi bisu dari masa lalu yang harus kita jaga agar dapat terus dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

Pura Kehen, dengan latar belakang sejarahnya, keindahannya, dan berbagai keunikan yang dimilikinya, menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat populer di kawasan pariwisata Bali Tengah. Wisatawan dari berbagai belahan dunia tertarik untuk mengunjungi pura ini dan menyaksikan sendiri keajaiban dan keindahan yang terkandung di dalamnya.

Keunikan Daya Tarik

Pura Kehen Bangli, Wisata Religi Pura dengan Keunikan dan Nilai Sejarah Tinggi
Pura Kehen Bangli, Wisata Religi Pura dengan Keunikan dan Nilai Sejarah Tinggi

Pura Kehen menawarkan berbagai daya tarik yang unik dan menarik bagi para wisatawan. Arsitektur bangunannya yang megah dan khas, dengan candi dan meru yang indah, menjadi pemandangan yang memukau dan memberikan pengalaman budaya yang autentik. Selain itu, latar belakang sejarah pura itu sendiri menambah daya tariknya, memungkinkan wisatawan untuk belajar dan memahami warisan budaya Bali tempo dulu.

Selama mengunjungi Pura Kehen, wisatawan juga dapat menyaksikan upacara keagamaan dan tradisi budaya masyarakat sekitarnya. Pura ini sering menjadi tempat persembahyangan dan pelaksanaan upacara keagamaan, seperti pujawali/odalan dan festival-festival keagamaan lainnya. Hal ini memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan suasana religius dan budaya yang khas di Bali.

Semua daya tarik ini membuat Pura Kehen menjadi tujuan wisata yang menarik bagi para pengunjung, baik yang tertarik dengan arsitektur dan sejarah, maupun mereka yang ingin merasakan kehidupan keagamaan dan budaya Bali secara langsung.

Pengunjung dapat menjelajahi kompleks pura yang megah, melihat arsitektur yang khas, dan menghayati suasana yang sakral. Selain itu, keindahan alam sekitarnya yang memukau juga menambah daya tarik Pura Kehen sebagai tempat wisata. Pengalaman spiritual dan budaya yang mendalam dapat dirasakan oleh para pengunjung saat mereka menyaksikan upacara keagamaan yang diadakan di pura ini.

Pura Kehen juga menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar dan memahami sejarah, kepercayaan, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Para pengunjung dapat mengapresiasi kekayaan budaya Bali dan merasakan keajaiban spiritual yang terdapat di dalam pura ini.

Dengan semua keunikan dan daya tariknya, tidak mengherankan bahwa menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat dicari di kawasan pariwisata Bali Tengah. Bagi para wisatawan yang mencari pengalaman yang memadukan keindahan alam, budaya, dan spiritualitas, Pura Kehen adalah tempat yang tidak boleh dilewatkan dalam perjalanan mereka ke pulau Bali.

Candi bentar adalah salah satu fitur khas yang dapat ditemukan di sejumlah pura di Bali, termasuk Pura Besakih, Pura Lempuyang, Goa Lawah, Uluwatu, dan banyak lagi. Candi bentar merupakan gerbang masuk utama yang memiliki dua pintu terpisah yang terhubung oleh atap tradisional Bali yang indah.

Candi bentar biasanya terletak di bagian depan pura dan menjadi pintu gerbang pertama yang harus dilalui oleh pengunjung sebelum memasuki area utama pura. Bentuk dan desain candi bentar sangat khas dengan arsitektur Bali yang megah. Biasanya, candi bentar terbuat dari batu alam yang diukir dengan indah dan dihiasi dengan ornamen tradisional Bali.

Penggunaan candi bentar memiliki makna dan simbolisme dalam kepercayaan dan budaya Bali. Candi bentar melambangkan pembatas antara dunia material dan spiritual, antara dunia manusia dan alam roh. Dengan memasuki candi bentar, pengunjung memasuki dunia spiritual dan memasuki wilayah yang dianggap suci.

Selain memiliki nilai simbolis, candi bentar juga menjadi daya tarik visual yang menarik. Pengunjung dapat mengambil foto-foto yang indah di depan candi bentar dan merasakan suasana magis saat melintasinya.

Jadi, ketika mengunjungi pura-pura di Bali, Anda akan menemukan candi bentar sebagai pintu masuk utama yang menghadirkan keindahan arsitektur tradisional Bali dan memberikan pengalaman spiritual yang unik bagi para pengunjung.

Pura Kehen memiliki beberapa fitur unik yang membedakannya dari pura-pura lain di Bali. Salah satunya adalah penggunaan candi kurung sebagai pintu masuk utama. Candi kurung memiliki bentuk melengkung dengan atap tradisional Bali yang menggantung di antara dua tiang penyangga. Candi kurung ini memberikan tampilan yang elegan dan menarik bagi pengunjung saat memasuki pura.

Selain itu, sebuah bale kulkul yang menarik juga dapat ditemukan. Bale kulkul adalah menara peringatan yang biasanya terletak di pura-pura Bali. Namun, di Pura Kehen, bale kulkul tersebut ditempatkan di atas dahan pohon beringin yang menjadikannya terlihat sangat unik. Bale kulkul digunakan untuk mengumumkan berbagai peristiwa penting dalam masyarakat Bali, seperti upacara keagamaan atau ancaman bahaya.

Keberadaan candi kurung dan bale kulkul memberikan nuansa yang berbeda dan menarik bagi pengunjung. Mereka menambah keindahan dan keunikan arsitektur pura tersebut, serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan selama berada di tempat tersebut.

Dengan kombinasi dari candi kurung, bale kulkul, dan elemen-elemen arsitektur lainnya, Pura Kehen memberikan pesona dan daya tarik yang menarik bagi para wisatawan yang mengunjunginya. Anda dapat menikmati keindahan arsitektur yang unik, merasakan kehadiran sejarah Bali kuno, dan merasakan suasana sakral yang kental di tempat ini.

Di bagian utama Pura Kehen, Anda akan menemukan Meru tumpang 11 yang menjadi salah satu daya tarik utama pura ini. Meru adalah bangunan bertingkat yang merupakan simbol dari gunung suci dalam mitologi Hindu. Meru tumpang 11 terdiri dari 11 tingkatan atap yang bertingkat-tingkat, masing-masing melambangkan tingkatan alam semesta dalam kosmologi Hindu.

Selain Meru tumpang 11, terdapat juga sejumlah bangunan lain yang disebut pelinggih. Pelinggih merupakan tempat pemujaan atau tempat suci yang didedikasikan untuk para dewa dalam agama Hindu. Di Pura Kehen, pelinggih tersebut didedikasikan untuk pemujaan dewa Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. Setiap pelinggih memiliki arsitektur yang khas dan menggambarkan ciri khas dari masing-masing dewa.

Keberadaan Meru tumpang 11 dan pelinggih-pelinggih menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pemujaan bagi umat Hindu. Para pengunjung dapat menyaksikan keindahan arsitektur bangunan ini sambil mempelajari lebih lanjut tentang kepercayaan dan keyakinan agama Hindu.

Pura Kehen merupakan tempat yang kaya akan nilai religius dan sejarah. Dengan keberadaan Meru tumpang 11 dan pelinggih-pelinggih yang menghormati dewa Tri Murti, pura ini menawarkan pengalaman spiritual dan keagamaan yang mendalam bagi para pengunjung.

Arsitektur Bangunan

Pura Kehen memang memiliki keunikan tersendiri dalam hal arsitektur dan tata letaknya. Keberadaan Candi Kurung sebagai pintu masuk pura menjadi ciri khas yang membedakannya dengan pura-pura lain di Bali. Suasana sekitar yang sejuk dan nyaman juga menambah pengalaman yang menyenangkan bagi para wisatawan yang mengunjungi pura ini.

Sebagai bangunan dengan daya tarik wisata cagar budaya, penting untuk menjaga keutuhan dan kelestarian Pura Kehen. Konservasi warisan cagar budaya dilakukan untuk memastikan bahwa bangunan suci ini tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Upaya konservasi meliputi pemeliharaan fisik bangunan, pelestarian artefak dan relief, serta pemeliharaan lingkungan sekitar pura.

Dengan menjaga keutuhan dan kelestarian Pura Kehen, kita dapat terus menikmati keindahan dan keagungan pura ini serta memahami warisan budaya yang ada di dalamnya. Selain itu, pengunjung juga dapat menghargai nilai-nilai spiritual dan budaya yang tercermin dalam setiap detail pura.

Wisata Religi

Pura Kehen Bangli, Bali, memang merupakan tempat peribadatan yang sakral bagi umat Hindu. Saat memasuki bagian dalam kompleks pura, wisatawan akan merasakan suasana yang penuh kekhidmatan dan kerohanian. Suara gamelan dan nyanyian upacara dapat terdengar, menciptakan atmosfer yang magis.

Bagian dalam pura ini adalah area yang paling suci, yang disebut sebagai jeroan. Di sini, umat Hindu melakukan persembahyangan dan berbagai ritual keagamaan. Keberadaan jeroan ini menjadi tempat yang sangat dihormati dan dijaga dengan ketat agar tetap sakral.

Selain itu, ada juga area wantilan di kompleks pura yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Wantilan adalah sebuah paviliun terbuka yang sering digunakan sebagai tempat pertemuan dan aktivitas budaya.

Untuk menjaga kesucian pura, terdapat aturan bahwa wanita yang sedang dalam masa datang bulan tidak diperkenankan memasuki kompleks pura. Hal ini merupakan kepercayaan dan tata krama yang dijunjung tinggi dalam tradisi Hindu.

Dengan memahami dan menghormati nilai-nilai keagamaan dan tradisi yang ada, wisatawan dapat merasakan suasana yang khusyuk dan memperoleh pengalaman spiritual yang berkesan di Pura Kehen.

Spot Foto

Keindahan bangunan pura dengan arsitektur khas Bali merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Setiap sudut pura di Pura Kehen Bangli menawarkan spot menarik yang cocok untuk berfoto dan mengabadikan momen liburan.

Relief, patung, ukiran, dan seni bangunan lainnya menjadi bagian penting dari keunikan Pura Kehen. Detail-detail seni ini menghiasi dinding-dinding pura dan memberikan sentuhan artistik yang memikat. Ornamen-ornamen budaya dan keagamaan yang dipajang di dalam kompleks pura juga menambah keindahan visualnya.

Dengan latar belakang bangunan yang indah dan ornamen seni yang kaya, wisatawan dapat menciptakan foto-foto yang memukau dan memperoleh kenangan yang tak terlupakan dari kunjungan mereka ke Pura Kehen. Selain itu, pengalaman mengenal dan mengapresiasi seni dan budaya Bali juga akan menjadi bagian berharga dari liburan tersebut.

Mitos Legenda Misteri

Di Pura Kehen, terdapat sebuah pohon beringin yang sudah tua dan memiliki makna khusus bagi masyarakat sekitar. Pohon beringin tersebut dianggap suci dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika terjadi patah dahan pada pohon beringin tersebut, hal tersebut dianggap sebagai pertanda atau isyarat akan terjadinya musibah atau kejadian yang tidak menguntungkan.

Keyakinan ini memiliki akar dari berbagai kejadian yang pernah terjadi di masa lalu dan diyakini secara turun-temurun oleh warga sekitar. Meskipun tidak dapat dipastikan secara ilmiah, namun keyakinan ini menjadi bagian dari tradisi dan budaya lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Pohon beringin yang sudah tua dan dihormati ini juga menjadi simbol keberadaan yang kuat dan bertahan dalam tradisi dan kehidupan masyarakat sekitar. Masyarakat melestarikan pohon beringin ini sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual yang penting bagi mereka.

Saat mengunjungi Pura Kehen, Anda dapat melihat pohon beringin yang menjadi pusat perhatian dan mendengarkan cerita serta kepercayaan masyarakat sekitar terkait dengan pohon tersebut. Ini memberikan dimensi tambahan pada pengalaman wisata spiritual di pura ini dan menggambarkan betapa kuatnya ikatan antara alam, kepercayaan, dan budaya dalam kehidupan masyarakat Bali.

Kejadian-kejadian yang seperti patahnya dahan pohon beringin pada saat kematian raja Bangli atau pendeta, memang menjadi bagian dari keyakinan dan interpretasi masyarakat setempat terhadap tanda-tanda alam. Menurut kepercayaan yang berkembang, pohon beringin dianggap memiliki hubungan spiritual dengan peristiwa-peristiwa tersebut.

Dalam konteks kebudayaan dan kepercayaan Bali, alam dan simbol-simbol alamiah memiliki peran penting dan dianggap memiliki makna yang lebih dalam. Masyarakat Bali sering kali mencari tanda-tanda alam untuk mengartikan kejadian atau mendapatkan petunjuk tentang nasib atau peristiwa yang akan datang.

Patahnya dahan pohon beringin pada saat kejadian-kejadian tertentu dianggap sebagai pertanda atau isyarat yang mempengaruhi kehidupan dan nasib masyarakat. Keyakinan ini mungkin sulit dipahami secara rasional, namun menjadi bagian integral dari sistem kepercayaan dan budaya masyarakat Bali.

Aktivitas

Sebagai wisatawan, penting untuk menghormati dan menghargai keyakinan serta tradisi masyarakat setempat. Ketika mengunjungi Pura Kehen, Anda dapat memperhatikan dan menghormati keberadaan pohon beringin tersebut sebagai simbol kepercayaan dan warisan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali.

Setiap pura di Bali memiliki jadwal pelaksanaan upacara keagamaan yang disebut pujawali atau odalan. Di Pura Kehen, pujawali dilakukan setiap 6 bulan sekali, mengikuti kalender Hindu, dan sering kali jatuh pada hari raya Pagerwesi. Pujawali adalah waktu yang penting bagi masyarakat Hindu Bali, di mana mereka melakukan persembahyangan dan memperingati berbagai peristiwa keagamaan yang terkait dengan pura tersebut.

Selain pujawali, Juga mengadakan upacara Ngusaba Dewa atau Karya Agung Bhatara Turun Kabeh setiap 3 tahun sekali pada saat Purnama Sasih Kelima, Saniscara Pon Sinta. Upacara ini merupakan salah satu perayaan utama di pura tersebut, di mana masyarakat mengadakan persembahyangan dan memberikan penghormatan kepada para dewa.

Partisipasi dalam upacara keagamaan di pura-pura Bali adalah pengalaman yang unik dan memberikan wawasan mendalam tentang budaya dan kehidupan spiritual masyarakat Bali. Namun, sebagai wisatawan, penting untuk menghormati dan mengikuti aturan serta tata cara yang berlaku dalam upacara tersebut. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang jadwal upacara dan protokol yang diperlukan melalui sumber resmi atau dengan berdiskusi dengan pihak pura atau penduduk setempat.

Selain pujawali dan upacara Ngusaba Dewa, Pura Kehen juga menjadi tempat untuk merayakan hari-hari suci lainnya dalam agama Hindu Bali. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Hari Saraswati: Hari yang diperingati untuk menghormati Dewi Saraswati, dewi pengetahuan, seni, dan kebijaksanaan. Pada hari ini, umat Hindu Bali mengunjungi pura, termasuk Pura Kehen, untuk bersembahyang dan mempersembahkan doa kepada Dewi Saraswati.
  2. Kajeng Kliwon: Hari Kajeng Kliwon adalah hari yang dianggap memiliki energi spiritual yang tinggi. Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan persembahyangan dan melakukan kegiatan keagamaan di pura.
  3. Tilem: Tilem adalah hari yang merupakan fase bulan baru dalam kalender Hindu Bali. Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan upacara untuk menghormati roh leluhur dan memohon berkah kepada para dewa. Pura Kehen menjadi tempat yang penting untuk perayaan Tilem.
  4. Purnama: Purnama adalah hari purnama atau bulan purnama dalam kalender Hindu Bali. Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan persembahyangan khusus dan mempersembahkan persembahan kepada para dewa. Pura Kehen menjadi tujuan yang populer untuk merayakan Purnama.
  5. Sugimanik: Sugimanik adalah hari yang dipercaya memiliki kekuatan magis dan spiritual yang kuat. Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan persembahyangan dan mengadakan upacara di pura
  6. Buda Kliwon: Buda Kliwon adalah hari yang dianggap suci dalam agama Hindu Bali. Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan persembahyangan dan melakukan kegiatan keagamaan di pura

Dengan adanya berbagai upacara kecil dan perayaan hari suci, Pura Kehen menjadi tempat yang penting dan ramai dikunjungi oleh warga setempat dan wisatawan yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan dan merasakan kehidupan spiritual masyarakat Bali.

Mengenal Keunikan Budaya

Keunikan budaya yang ada di sekitar Pura Kehen Bangli memperkaya pengalaman wisatawan dalam mengenal warisan sejarah dan tradisi Bali. Salah satu keunikan tersebut adalah konsep Gebog Domas, di mana seluruh desa, banjar, dan pura di Desa Bangli saling terhubung dan memiliki tanggung jawab terhadap keberadaan pura. Ini mencerminkan kesatuan dan kekompakan masyarakat dalam menjaga dan merawat warisan budaya mereka.

Selain itu, terdapat juga istilah Bebanuan Pura Kehen yang mengacu pada desa-desa di luar Gebog Domas yang turut berpartisipasi dalam menjaga keberadaan Pura Kehen. Ini menunjukkan adanya kerjasama dan solidaritas antara berbagai komunitas dalam menjaga kelestarian pura.

Keunikan lainnya adalah adanya Bale Kulkul yang terletak pada batang pohon Beringin di area pura. Pohon Beringin tersebut memiliki kepercayaan khusus, di mana jika ada dahan yang patah, hal tersebut dianggap sebagai pertanda akan terjadi petaka atau musibah. Letak dari patahan dahan juga diyakini memiliki makna tertentu terkait dengan petaka yang mungkin akan dialami oleh individu tertentu.

Semua keunikan ini menambah dimensi budaya dan spiritual dalam kunjungan ke Pura Kehen, memungkinkan wisatawan untuk lebih memahami dan menghargai tradisi serta kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat.

Menikmati Panorama Bukit

Pura Kehen Bangli memiliki lokasi yang strategis di kaki bagian selatan Bukit Bangli, yang menawarkan panorama alam yang indah. Pura ini berdiri dengan megahnya di tepi utara jalan dan menghadap ke arah selatan. Di sebelah utara Pura Kehen, wisatawan dapat menikmati keindahan alam Bukit Bangli yang menawarkan pemandangan yang memukau.

Kawasan sekitar pura memberikan suasana yang tenang dan damai, yang cocok untuk menghabiskan waktu liburan yang santai. Mengunjungi Pura Kehen memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk melepas penat dan merasakan kesegaran dari keindahan alam dan atmosfer spiritual pura.

Dengan kombinasi antara keindahan alam dan atmosfer sakral pura, kunjungan ke Pura Kehen Bangli menjadi pengalaman yang unik dan menenangkan bagi para wisatawan.

Mempelajari Sejarah

Pura Kehen Bangli memiliki nilai sejarah yang tinggi, dan mengunjunginya memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk mempelajari jejak sejarah bangunan ini dan keterkaitannya dengan masyarakat setempat. Pura Kehen termasuk dalam kategori pura-pura tertua yang ada di Bali, dan hal ini didukung oleh penemuan tiga prasasti tembaga yang disimpan di area pura.

Berdasarkan prasasti-prasasti tersebut, Pura Kehen diperkirakan telah berdiri pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10 Masehi. Prasasti-prasasti ini memberikan informasi penting tentang latar belakang sejarah dan asal-usul pura, serta memberikan wawasan mengenai perkembangan agama dan kehidupan masyarakat pada masa itu.

Dengan mempelajari sejarah Pura Kehen, wisatawan dapat memperluas pengetahuan mereka tentang warisan budaya dan keagamaan Bali serta menghargai nilai historis yang terkandung dalam pura ini. Mempelajari sejarah pura juga membantu dalam menjaga dan melestarikan keberadaan pura sebagai warisan budaya yang berharga.

Upacara Keagamaan

Pura Kehen Bangli merupakan tempat di mana berbagai upacara keagamaan rutin diadakan. Ketika wisatawan mengunjungi pura ini pada saat acara keagamaan berlangsung, mereka akan merasakan suasana yang meriah dan khidmat. Bahkan wisatawan dari luar negeri pun tidak ingin melewatkan momen istimewa ini.

Upacara keagamaan di Pura Kehen dibedakan menjadi tiga tingkatan. Upacara tingkatan utama, yang disebut upacara Ngusaba Dewa, diselenggarakan setiap tiga tahun sekali. Selain itu, terdapat upacara tingkatan madya yang diselenggarakan setiap Buda Kliwon Wuku Sinta, dan upacara tingkatan nista yang berskala lebih kecil.

Selama penyelenggaraan upacara keagamaan, warga sekitar memadati pura untuk melakukan ritual persembahan sesaji. Barisan warga yang membawa sesajen membentang hingga ratusan meter di jalan utama. Ribuan umat Hindu Bangli berjalan bersama secara beriringan menuju pura khayangan tiga yang sakral tersebut.

Partisipasi dan keikutsertaan warga dalam upacara keagamaan ini mencerminkan pentingnya nilai kebersamaan dan kesatuan dalam praktik keagamaan Hindu di Bali. Wisatawan yang mengunjungi Pura Kehen pada saat upacara keagamaan akan mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan dan dapat melihat secara langsung kehidupan keagamaan dan budaya yang kaya di Bali.

Alamat Lengkap Akses Lokasi Rute

Berikut adalah alamat lengkap dan rute akses ke Pura Kehen:

Alamat: Pura Kehen Jl. Sriwijaya No.8, Cempaga, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80613

Rute Akses:

Untuk akses menuju Pura Kehen di Bangli dari wilayah Bali Selatan, seperti Kuta atau Denpasar, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Mulailah perjalanan dari wilayah Bali Selatan, seperti Kuta atau Denpasar.
  2. Menuju arah kota Gianyar, Anda dapat mengikuti rute yang tersedia, seperti Jalan Raya By Pass Ngurah Rai dan Jalan By Pass Sanur.
  3. Lanjutkan perjalanan menuju kota Bangli. Jarak dari Denpasar ke Bangli adalah sekitar 43 km, dengan perkiraan waktu tempuh sekitar 1,5 jam tergantung dari lalu lintas.
  4. Setelah melewati kota Bangli sejauh sekitar 2 km, Anda akan menemui sebuah pertigaan.
  5. Di pertigaan tersebut, belok kanan mengikuti tanda arah yang menunjukkan ke Pura Kehen. Jika Anda ingin menuju objek wisata desa Penglipuran, maka belok kiri.
  6. Lanjutkan perjalanan sekitar 500 meter setelah belok kanan, dan Anda akan tiba di tempat parkir.
  7. Terletak di pinggir jalan, sedikit di dataran yang lebih tinggi dari jalan raya. Pura ini terlihat megah, indah, dan mempesona. Anda akan melihat tangga-tangga berundak yang menuju ke area utama pura.
  8. Pura ini menghadap ke Selatan, sehingga jika Anda tertarik untuk mengambil foto-foto yang indah, cari waktu yang tepat untuk mengabadikan keindahan Pura Kehen dengan sudut pandang yang lebih baik.

Pastikan selalu memperhatikan lalu lintas dan mengikuti tanda-tanda jalan yang mengarah ke Pura Kehen. Gunakan peta atau aplikasi navigasi jika diperlukan untuk memudahkan perjalanan Anda.

Pastikan untuk memperhatikan petunjuk arah dan tanda-tanda jalan yang ada di sepanjang perjalanan. Selalu periksa kondisi lalu lintas dan berhati-hati saat mengemudi di jalan raya.

Sebagai wisatawan, Anda dapat mengunjungi Pura Kehen kapan saja selama jam operasionalnya. Namun, jika Anda ingin merasakan suasana yang lebih khusus dan menyaksikan persembahyangan serta upacara keagamaan, saat-saat hari suci agama Hindu adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi pura ini.

Beberapa hari suci yang mungkin menarik bagi wisatawan adalah saat Purnama (bulan purnama) dan Saraswati. Pada saat-saat ini, Anda dapat melihat sejumlah warga setempat melakukan persembahyangan dan berpartisipasi dalam upacara keagamaan. Anda akan dapat merasakan atmosfer yang lebih sakral dan mengamati praktik keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu.

Selain itu, saat hari raya Pagerwesi, Pura Kehen akan sangat ramai dikunjungi oleh umat. Hari raya Pagerwesi merupakan piodalan atau upacara besar, di mana umat Hindu berkumpul untuk menghormati dan memuja dewa-dewa yang diwakili dalam pura tersebut. Pada saat ini, pura akan dipenuhi oleh kerumunan orang yang datang untuk beribadah dan merayakan hari raya tersebut.

Pastikan untuk menghormati aturan dan tradisi selama mengunjungi Pura Kehen, terutama saat upacara keagamaan berlangsung. Perhatikan etika yang diperlukan, seperti berpakaian sopan, tidak mengganggu upacara, dan menghormati ruang suci pura. Dengan demikian, Anda dapat menikmati pengalaman yang berarti dan menghargai nilai-nilai keagamaan yang dijunjung tinggi.

Fasilitas

Pura Kehen adalah salah satu destinasi wisata yang cukup populer di Bali. Untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan, kawasan sekitar pura telah dibangun berbagai infrastruktur yang memadai.

Anda akan menemukan fasilitas toilet yang tersedia di sekitar area. Ini adalah fasilitas penting untuk memenuhi kebutuhan pengunjung selama berada di pura.

Selain itu, tersedia pula lahan parkir yang cukup luas di sekitar pura. Ini memungkinkan wisatawan untuk memarkir kendaraan dengan aman dan nyaman saat mengunjungi pura.

Di sekitar pura, Anda juga akan menemukan toko souvenir yang menjual beragam barang kerajinan khas Bali. Anda dapat membeli oleh-oleh atau kenang-kenangan yang unik sebagai kenang-kenangan dari kunjungan Anda.

Selain itu, ada juga warung-warung penjual makanan di sekitar pura. Anda dapat mencicipi hidangan lokal Bali atau menikmati makanan ringan dan minuman segar setelah menjelajahi pura.

Keberadaan infrastruktur ini memudahkan wisatawan dalam mengatur acara tur di Bali. Dengan Pura Kehen sebagai salah satu destinasi, Anda dapat menyusun itinerari yang meliputi kunjungan ke beberapa objek wisata terdekat seperti desa Penglipuran yang terkenal dengan keindahan arsitektur tradisionalnya, serta Kintamani yang menawarkan pemandangan indah Danau Batur dan Gunung Batur.

Dengan demikian, Anda dapat memanfaatkan fasilitas dan lokasi strategis Pura Kehen untuk menjadikan kunjungan wisata Anda di Bali lebih nyaman dan terencana.

Review Video

Follow Tiketmasuk.com Info Wisata Terbaru di Google News

Related posts